Sejak remaja, Rina sudah memiliki benih penyakit kista dalam dirinya. Ia tidak menyangka bahwa hal ini nantinya akan berdampak buruk kepadanya pernikahannya. Setelah menikah, Rina dideteksi mengidap kista dan ternyata penyakit ini harus dioperasi. "Kata dokter udah gede kistanya, udah 7,5 jadi harus diangkat" kata Rina mengingat masa-masa awal ia memeriksakan penyakitnya ke dokter.
Dengan penuh harapan agar tidak perlu dioperasi, rina dan suami pergi mencari dokter lainnya. "Ternyata ga ada satupun dokter yang bisa nyembuhin, bahkan dokter ahli kandungan juga ga bisa. Dari sembilan dokter yang ditanya, hasilnya tetap sama saya harus segera dioperasi kalau ga akan makin gede."
Kondisi rina semakin memburuk. Namun, karena ada tekanan harus memiliki keturunan dari sang mertua, ia tetap tidak boleh dioperasi. Kata-kata mertua rina pun sering membuatnya terintimidasi. Ia bahkan sempat merasa khawatir jangan-jangan suaminya juga memikirkan hal yang sama seperti mertuanya. Dalam kesedihannya, rina merasa tidak ada satupun yang mendukung agar ia tetap kuat dalam penyakit yang ia derita.
Di ujung keputusasaannya, rina berdoa berserah. Ia dan suami pun menggiatkan aktivitas doanya. Dalam doanya, rina selalu memperkatakan hal-hal yang menurutnya secara manusiawi tidak akan mungkin terjadi. "Kadang saya bilang : Tuhan terima kasih benih yang Tuhan tanamkan dalam rahim saya, terimakasih buat calon anak yang Tuhan berikan kepada saya."
Beberapa hari kemudian, tanpa disangka-sangka rina mengalami tanda-tanda wanita yang sedang hamil. Saat dipastikan dengan alat pengetes kehamilan ternyata rina positif hamil. Hans Mendrofa, yang merupakan suami rina, tidak percaya dengan keadaan itu. Ia pun akhirnya meminta rina memeriksakan kondisinya ke rumah sakit.
Saat diperiksa ke dokter, ternyata rina benar positif hamil. Suami rina pun langsung berdoa "Tuhan ampuni saya, saya ga percaya Tuhan, saya berterimakasih Tuhan bisa lakukan mukjizat terhadap kami". Sejak saat itu, rina merasa sempurna karena bisa memberi keturunan dalam keluarganya. Kebahagiaan keluarga ini pun bertambah saat rina akhirnya melahirkan seorang anak beberapa bulan kemudian.
Namun, belum seumur jagung kebahagiaan itu mereka rasakan, kista dalam rahim rina mengalami infeksi. "Rasa sakitnya itu dua kali lipat dibanding sebelum saya punya anak" Karena sakit tersebut, rina sempat hampir putus asa namun suaminya selalu menguatkannya dengan mengingatkan rina bahwa Tuhan pernah melakukan mukjizat dalam hidup keluarga mereka sebelumnya.
Di suatu malam, rina mengalami sesuatu yang membuatnya semakin takut. Sebuah suara yang sangat menganggu datang dalam kepala rina. "Suaranya audibel banget seperti ini : kamu udah sekarat gitu ngapain percaya sama ALLAH, Tuhan ga bisa buat apa-apa, kamu akan tetap kesakitan". Walaupun suara tersebut terus berdengung di telinganya, rina mengaku tetap percaya kepada ALLAH.
Diantara hidup dan mati, rina dilarikan ke rumah sakit dan melakukan operasi untuk pengangkatan kistanya. Sebuah pertanyaan muncul dalam benak rina "apakah setelah operasi ini ia bisa punya anak?"
Ternyata Tuhan memberi mukjizat keduanya. Setelah operasi tersebut, rina tetap bisa memiliki anak. "ALLAH benar-benar Tuhan yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kehidupan keluarga saya," kata Hans.
rina takjub karena bisa mendapatkan anak setelah operasi. Ia merasakan ALLAH sangat luar biasa, dalam hidupnya. "Dalam segala hal yang saya hadapi, ALLAH bisa buat keajaiban. Kayaknya ini mukjizat terbesar yang pernah saya dapatkan dalam hidup saya," ujar rina menutup kesaksiannya.
Komentar